^_^

Pages

Minggu, 18 Maret 2012

Sistim Perpipaan Pedesaan 2

Sistim Perpipaan Pedesaan 2
Beberapa variabel rancang bangun (Lanjutan)

Debit dan Kapasitas Pengaliran (Q)

Debit. Suatu sumber air yang akan dieksplorasi, misalnya mata air, perlu diketahui produksi atau debitnya. Pengukuran debit dapat dilakukan dengan berbagai cara yang mudah dan akurat, misalnya dengan menggunakan sekat ukur-V dari Thompson, baik yang bersudut 60o atau 90o. Data debit ini perlu diketahui untuk menghitung apakah produksinya dapat mencukupi kebutuhan sejumlah konsumen.

Soal:

Sebuah mata air debitnya 5 LPD. Jumlah penduduk saat ini adalah 3.000 orang dan diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduknya per tahun, r, adalah= 2,34 %.
Jika kebutuhan air per kapita untuk 20 tahun yang akan datang adalah 50 LOH (liter per orang per hari), apakah mata air itu masih mencukupi kebutuhan

Jawab:

Setelah dihitung, ternyata jumlah penduduk 20 tahun yang akan datang adalah 4765 orang. Kebutuhan air nya = 50 liter/orang/hari x 4765 orang = 238.250 liter/hari.

Debit mata air = 5 liter/detik = 5 liter/detik x 24 jam/hari x 60 menit/jam x 60 detik/menit = 432.000 liter/hari

Jadi, walaupun untuk 20 tahun yang akan datang, debit air masih lebih besar dari kebutuhan.


Kapasitas Pengaliran. Kapasitas Pengaliran dari perpipaan adalah besarnya pengaliran yang direncanakan melewati suatu cabang perpipaan. Misalnya, dibutuhkan pengaliran sebesar 3 LPD untuk dapat melayani jumlah penduduk tertentu. Maka Q = 3 LPD tersebut dapat dialirkan melalui pipa berdiamater berapa saja, bisa 2 inchi, atau 4 inchi. Persoalannya hanyalah konsekuensi besarnya kehilangan tekanan yang terjadi.

Seperti dijelaskan sebelumnya, dalam perencanaan, anda telah menghitung (proyeksi) jumlah penduduk yang berkelompok di sepanjang lintasan cabang perpipaan. Masing-masing kelompok penduduk itu memerlukan jumlah air (total) yang berbeda-beda. Untuk memudahkan perhitungan yang berkali-kali, anda perlu mengetahui: berapa jumlah orang yang dapat dilayani untuk setiap 1 LPD debit mata air. Untuk jelasnya, ikuti contoh soal berikut ini.

Soal:

Jika kebutuhan air per kapita per hari = 50 LOH, berapa jumlah orang yang dapat dilayani untuk setiap 1 LPD pengaliran?

1 LPD = 1 lliter/detik x (24 x 60 x 60) detik/hari= 86400 liter/hari
Kebutuhan air = 50 LOH = 50 liter/orang/hari.

Banyaknya penduduk penduduk yang dapat dilayani untuk setiap pengaliran 1 LPD =
86400 liter/hari
50 liter/orang/hari
= 1.728 orang.

Perhitungan ini sebenarnya hanya perhitungan antara. Gunanya adalah untuk mempermudah perhitungan yang sama yang harus dilakukan berkali-kali. Misalnya: seumpama kita menghitung tiap kg beras itu dapat melayani 5 orang. Lalu, kalau ada pertanyaan berapa kg yang diperlukan untuk melayani 100 orang, maka kita hanya menghitung (100/5) x 1 kg = 20 kg. Kalau jumlah orangnya 200? Jawabnya: (200/5) x 1 kg = 40 kg. Angka lima digunakan berkali-kali.
Dalam contoh di atas, angka yang kita cari adalah 1.728 orang

Selanjutnya, angka tersebut dapat anda gunakan untuk menghitung pengaliran untuk tiap-tiap cabang:

Cabang Jumlah penduduk Pengaliran yang harus ada
1 - 2 2.450 2.450 : 1.728 = 1,42 LPD
2 - 3 1500 1.500 : 1.728 = 0,87 LPD
2 - 4 1.834 1.834: 1.728 = 1,06 LPD

Kapasitas Pengaliran Kumulatif, Q kumulatif.

Pipa distribusi. Jika suatu cabang perpipaan pecah menjadi dua cabang di bawahnya, maka kapasitas pengaliran pipa yang pertama adalah gabungan dari ketiganya. Perhatikan gambar dan tabel berikut:

Cabang Jumlah penduduk Pengaliran yang harus ada Q Kumulatif
1 - 2 2.450 1,42 LPD 3.35 LPD
2 - 3 1500 0,87 LPD 0.87 LPD
2 - 4 z1.834 1,06 LPD 1.06 LPD

Perhatikan bahwa besarnya Q kumulatif untuk cabang 1-2 adalah penjumlahan dari:
• Q untuk cabang 1 - 2 sendiri,
• Q untuk cabang 2 - 3, dan
• Q untuk cabang 2 - 4
Dengan demikian ukuran pipa dari titik 1 ke titik 2 harus mampu menampung kebutuhan pengaliran dari cabang-cabang yang ada di bawahnya. Kebutuhan pengaliran tersebut diperhitungkan berdasarkan kebutuhan jam puncak, Q J P.

Pipa induk. Q kumulatif untuk pipa induk tidak diperhitungkan seperti cara di atas, melainkan diperhitungkan tersendiri berdasarkan kebutuhan hari maksimum, QHM.

Tekanan Minimum dan Tekanan Maksimum

Tekanan minimum. Pada titik konsumsi, para konsumen selayaknya masih memiliki tekanan yang cukup agar mereka dapat:
• memindahkan (mengalirkan) air ke bagian-bagian rumah
• menggunakan tekanan untuk keperluan higiene (kebersihan) perseorangan dan pembersihan rumah
• menyimpan air dalam tandon di atas tanah (above ground storage)
Tentang batas tekanan minimum ini para perancang juga berbeda-beda patokannya. Sebagai contoh, proyek INPRES Kesehatan di waktu-waktu yang lalu menetapkan tekanan minimum ini sebesar 10 m.

Tekanan maksimum. Tekanan maksimum ini berhubungan dengan kekuatan sarana perpipaan, sehingga besarannya juga ditentukan oleh bahan yang digunakan. Misalnya, kekuatan pipa besi (GI; galvanized iron) tentu berbeda dengan pipa plastik (PVC, Polyvinyl Chloride) atau pipa asbes semen. Sebagai contoh proyek, INPRES Kesehatan yang dimulai sekitar tahun 1974 dan berlangsung hingga beberapa tahun menetapkan tekanan maksimum ini sebesar 60 m. Anda akan menjumpai angka-angka lain, yang juga digunakan oleh para pakar.

Kecepatan pengaliran

Batas kecepatan maksimum. Seperti anda ketahui, Darcy telah menetapkan bahwa kapasitas pengaliran berhubungan dengan kecepatan pengaliran dan ukuran pipa, Q = V . A. Jadi untuk kebutuhan pengaliran yang sama (Q), jika diameternya diubah akan mempengaruhi kecepatan pengalirannya. Pipa yang lebih kecil menyebabkan kecepatan pengaliran yang lebih besar.

Kecepatan pengaliran menjadi masalah jika laju aliran dihentikan secara tiba-tiba, misalnya dengan menutup stop kran. Dalam hal yang demikian, enerji kinetik (velocity head) menjadi nol dan enerjinya berubah menjadi enerji tekanan (pressure head). Lonjakan enerji tekanan di derita oleh pipa dan sambungan-sambungannya. Jika pemasangannya kurang baik, pipa atau sambungan-sambungannya dapat rusak, pecah atau terlepas. Peristiwa tersebut disebut palu air atau water hammer.

Sistim perpipaan pedesaan (Lanjutan)

Perhitungan

Untuk mengerjakan proses perhitungan jaringan perpipaan diperlukan sarana sebagai berikut:

1. Gambar Jaringan dan lintasan
2. Tabel Kerja: Perhitungan KPH
3. Tabel Kerja: Perhitungan Kapasitas Pengaliran
4. Tabel Kerja: Perhitungan Tekanan di sepanjang jaringan
5. Tabel Data: Kehilangan Tekanan; atau Nomogram (terlampir)

Jaringan dan Lintasan

Siapkan gambar rencana jaringan dan lintasan berskala, dilengkapi dengan data serinci mungkin, setidaknya memuat data: jumlah penduduk, elevasi, simpul-simpul penting dalam jaringan.

Contoh Perhitungan Perpipaan

Latar Belakang

Saudara akan merancang suatu sistem perpipaan dengan lintasan sebagaimana tertera dalam gambar.
Dari survai lapangan diketahui bahwa:

Titik Elevasi Lintasan Jarak Lintasan Jumlah Penduduk (1983)

1 510 m 1 - 2 2500 m
2 480 m 2 - 3 440 m 415 orang
3 440 m 2 - 4 700 m 465 orang
4 450 m 4 - 5 350 m 335 orang
5 435 m 4 - 6 240 m 285 orang

Diharapkan sistem perpipaan tersebut tetap dapat melayani kebutuhan hingga 20 tahun yang akan datang (Periode disain, n, adalah: 20 tahun).
Penduduk diasumsikan tumbuh secara geometrik dengan tingkat pertumbuhan, r, sebesar = 2,5 %
(P1 = P0 (1-r%)n
Pada awalnya diperkirakan jenis dan macam konsumen yang akan dilayani adalah sebagai berikut:
• Konsumen Kran Umum (KU) = 50 % dengan tingkat konsumsi (KPH) = 30 LOH
• Konsumen Sambungan Rumah (SR) = 50 % dengan tingkat konsumsi (KPH) = 100 LOH
Dan selama periode disain diperkirakan mengalami pertumbuhan sebagai berikut:
• Konsumen Kran Umum (KU) susut menjadi = 30 %
• Konsumen Sambungan Rumah (SR) naik menjadi = 70 %
sedangkan tingkat konsumsi per orang perhari meningkat sebanyak 1 liter per tahun. Sedangkan kebocoran-kebocoran diperkirakan sampai mencapai 25%.

• Konsumsi Hari Maksimum adalah 2 kali KPH rata-rata
• Konsumsi Jam Puncak adalah 4 kali KPH rata-rata
Perlu diketahui bahwa untuk menjamin kelangsungan distribusi air, maka pada titik 2 disediakan tandon dimana paras air tertinggi = 4 meter (diukur dari dasar tandon). Tandon tersebut berada diatas tanah saja.

Disain harus dihitung sedemikian rupa sehingga kecepatan aliran maksimum tidak melebihi 1,2 m/detik


Problem

1. Tentukan KPH untuk disain
2. Tentukan tekanan akhir pada masing-masing titik dengan pilihan diameter yang tepat
3. Gambarkan profil tekanan pada lintasan 1-2-4-5 dan 1-2-4-6
4. Gambarkan profil tekanan pada tandon.

Perhitungan KPH

1 LPD (liter per detik) = 24 jam x 60 menit x 60 detik : per hari x 1 liter = 86400 L/H (liter per

Jatah menurut perhitungan KHP per orang = 150 LOH (liter per hari per orang)

Jumlah penduduk yang dapat terlayani
oleh tiap pengaliran 1 LPD dengan jatah 150 LOH = 86400 L/H : 150 LOH = 576 orang

Perhitungan (1+r%)n

(1+2,5/100)20 = 1,6

Sabtu, 17 Maret 2012

Sistim Perpipaan Pedesaan

Sistim Perpipaan Pedesaan

Sistem perpipaan terdiri atas beberapa macam:
1. Sistem perpipaan terbuka (tree; dead end)
2. Sistem perpipaan tertutup (loop)
3. Gabungan sistem perpipaan terbuka dan tertutup

Sistim perpipaan terbuka (tree; dead end) adalah sistim yang percabangannya terbuka menyerupai pohon (tree) dengan ujung-ujung bebas (dead end). Keuntungan sistim ini ialah proses perhitungannya lebih mudah. Kerugiannya, bila salah satu cabang mengalami kerusakan, maka cabang yang ada di bawahnya akan mengalami hambatan aliran Sistem perpipaan tertutup (loop) adalah sistim yang percabangannya melingkar membentuk sel-sel (loop). Keuntungan sistim ini, jika terjadi kerusakan pada salah satu cabang, maka pasok air tetap dapat diperoleh dari cabang yang lain. Kerugiannya, proses perhitungannya lebih rumit. Sebab, perhitungannya harus mempertimbangkan keseimbangan tekanan antar sel Gabungan sistem perpipaan terbuka dan tertutup adalah sistim dimana sebagian percabangan berupa cabang terbuka sedangkan sebagian lainnya berupa cabang melingkar

Sistem perpipaan pedesaan dibangun dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Sistim perpipaan dapat memanfaatkan gaya gravitasi atau jatuh bebas, tanpa memerlukan pemompaan.
2. Kualitas airnya cukup baik, tanpa memerlukan pengolahan.
3. Sistim percabangan terbuka, atau gabungan dengan sistim melingkar sederhana (yang dapat diperlakukan sebagai cabang lurus).
4. Tidak mengandung instalasi tambahan (accessories) yang memerlukan pengoperasian dan perawatan yang ekstensif.

Masyarakat pedesaan adalah masyarakat sederhana, yang setiap harinya telah disibukkan dengan kegiatan mencari nafkah. Sistim perpipaan pedesaan yang memerlukan pompa, memerlukan pengolahan, memerlukan upaya pengoperasian dan pemeliharaan yang tinggi (high operational and maintenance input) patut dipertanyakan kelayakannya. Sebab, walaupun masyarakat pedesaan bukan masyarakat yang bodoh, namun tuntutan kehidupan mereka menentukan prioritas kegiatan dan menyita perhatiannya pada bidang yang lain.

Tentunya, suatu sistim perpipaan tidak diharapkan untuk berfungsi hanya selama beberapa saat saja. Umur pelayanan efektif yang diharapkan lazim disebut dengan istilah periode disain, dengan notasi n. Lalu, berapa lama masa operasional efektif suatu sistim perpipaan yang diharapkan. Ada beberapa aspek yang patut dipertimbangkan:
1. Nilai investasi. Lebih besar biaya atau investasi yang disalurkan ke dalam pembangunan instalasi perpipaan, maka periode disain hendaknya cukup lama.
2. Kerumitan disain. Lebih rumit disain perpipaan yang diterapkan, hendaknya diimbangi dengan umur operasional (atau periode disain) yang memadai.
3. Generasi. Ada sementara perancang yang berpedoman bahwa setiap generasi hendaknya ikut membiayai suatu upaya pembangunan yang dilakukan. Umur suatu generasi kurang lebih adalah 25 tahun.
4. Masa pembangunan dari pemerintah. Beberapa perancang lain menyesuaikan periode disain dengan kurun waktu pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah, misalnya tahun Pelita (Pembangunan 5 tahun) atau Masa Pembangunan Jangka Panjang (25 tahun).

Jumlah konsumen yang dilayani

Jumlah penduduk. Jika suatu sistim perpipaan dirancang untuk beroperasi selama n tahun, maka ini berarti bahwa sistim perpipaan itu harus tetap dapat melayani jumlah konsumen pada n tahun yang akan datang. Untuk itu perancang perlu melakukan proyeksi penduduk.
Banyak teknik proyeksi kependudukan yang telah dikembangkan dan lazim digunakan oleh para perancang dan pengembang, baik teknik yang sederhana hingga yang sangat canggih. Faktor terpenting dalam proyeksi penduduk adalah laju pertumbuhan penduduk atau population growth rate.

Beberapa diantaranya adalah:

1. Penyetaraan jumlah penduduk. Jika tidak diketahui cara yang tepat untuk memproyeksikan jumlah penduduk di suatu tempat, atau jika data yang tersedia tidak memadai, maka laju pertumbuhan penduduk di suatu desa dianggap sama dengan desa yang lain, yang sekiranya memiliki karakteristik yang sama dari segi sosial ekonomi, budaya, geografis, dll.

2. Cara Arithmatic:
Pn = P0 + nb

Pn = Jumlah penduduk n tahun yang akan datang, orang.
P0 = Jumlah penduduk saat ini, orang.
n = periode disain, n tahun.
b = angka pertumbuhan, orang/tahun.



3. Cara Geometric
Pn = P0 (1 + r%)n

Pn = Jumlah penduduk n tahun yang akan datang, orang.
P0 = Jumlah penduduk saat ini, orang.
n = periode disain, n tahun.
r = angka pertumbuhan, rate of growth, r% per tahun, misalnya 2,34% atau 0,0234.

4. Cara-cara lain, termasuk gabungan dari beberapa cara.

Soal :

Jumlah penduduk desa Pucangjajar pada tahun 1996 adalah 3.000 orang. Diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduknya per tahun, r, adalah= 2,34 %. Berapa proyeksi penduduk desa tersebut untuk tahun 2016.

Jawab:
Pn = P0 (1 + r%)n

P20 = 3000 (1 + 2,34%)20
P20 = 3000 (1,0234)20
P20 = 3000 (1,5882) = 4764,6 atau 4765 orang
Catatan
Dalam merancang suatu sistim perpipaan, penduduk umumnya hidup berkelompok di beberapa tempat atau pedusunan sepanjang lintasan pipa yang direncanakan. Proyeksi dilakukan untuk masing-masing kelompok tersebut. Karena itu pelaksanaan perhitungan seperti soal di atas mungkin akan dilakukan berkali kali. Untuk memudahkan perhitungan, maka angka (1 + r%)n digunakan berkali-kali. Untuk itu anda dapat langsung saja menggunakan angka 1,5882 sebagai faktor perkalian untuk masing-masing kelompok penduduk itu. Tentunya jika harga r dan n tetap.

Tingkat konsumsi

Komposisi konsumen. Masyarakat mengkonsumsi air dengan berbagai cara. Cara yang mudah, menimbulkan kecenderungan konsumsi yang tinggi. Apabila masyarakat konsumen mengalami kesulitan untuk mendapatkan air, maka mereka cenderung mengurangi jumlah konsumsinya. Pada dasarnya, ada dua macam cara yang dapat ditempuh oleh konsumen sistim perpipaan:
1. Melalui sambungan rumah. Perpipaan disalurkan hingga mencapai rumah konsumen, sehingga mereka memperoleh air melalui kran di rumah masing-masing.
2. Melalui kran umum (atau public hydrant). Air disalurkan ke suatu desa atau dusun hanya sampai di beberapa tempat saja, yaitu di kran-kran bagi umum. Selanjutnya konsumen harus mengangkut sendiri air dari kran umum tersebut ke rumah masing-masing.

Cara konsumsi lainnya adalah melalui terminal air , melalui penjual air, dll.
Selanjutnya, berapa persen masing-masing konsumen yang menggunakan kran umum dan sambungan rumah, ikut menentukan tingkat konsumsi.


Perubahan pola konsumsi. Adakalanya, konsumen yang semula cukup puas dengan konsumsi melalui kran umum, setelah status sosial ekonominya meningkat, menuntut atau beralih menjadi konsumen melalui sambungan rumah. Berapa persen konsumen kran umum yang berpindah menjadi konsumen sambungan rumah ikut menentukan tingkat konsumsi.

Konsumsi Per Hari, KPH. Setiap orang memerlukan jumlah air yang berbeda-beda. Besarnya Konsumsi Per Hari (KPH) ini dipengaruhi antara lain oleh faktor tingkat sosial ekonomi termasuk tingkat pendapatan, pengaruh kultural religius, dan sebagainya. Sebagai contoh, tingkat konsumsi individual yang minimal atau normal ini besarnya :




Komponen Besarnya
minum 2,5 - 5 liter per orang per hari
memasak 7,5 - 10 liter per orang per hari
mencuci bahan dan alat makan 10 - 15 liter per orang per hari
menggelontor kakus 5 - 20 liter per orang per hari
mandi (dua kali) 60 - 90 liter per orang per hari
mencuci pakaian 10 - 20 liter per orang per hari
wdhlu (lima kali) 35 - 50 liter per orang per hari
mencuci lantai 25 - 75 liter
mencuci mobil 90 - 200 liter/mobil

Data paling andal mengenai tingkat konsumsi air sehari-hari adalah yang berasal dari penelitian langsung di lapangan pada saat dilakukan perencanaan. Data yang bersumber pada buku teks hendaknya digunakan dengan bijaksana.

Kenaikan Konsumsi

Karena peningkatan status sosial ekonomi, atau karena memang secara alami, kebutuhan air seseorang mengalami peningkatan. Ini wajar dilakukan oleh seorang perancang. Sebagai contoh, para perancang di bidang irigasi pertanianpun mempunyai standar kenaikan tingkat kebutuhan air, misalnya dalam satuan liter per detik per hektar. Untuk konsumsi air bersih, dapat digunakan salah satu pedoman yang menetapkan kenaikan sebesar 1 liter per orang per hari per tahun (1 LOH/tahun).
Jadi, jika periode disain-nya adalah 20 tahun, maka tingkat konsumsi per kapita naik sebesar 20 liter perhari.

Konsumsi Hari Maksimum, HM. Pengaruh kultural religius ini antara lain tercermin pada adanya pengingkatan konsumsi pada hari-hari tertentu, misalnya hari raya Idul Fitri, adanya perhelatan perkawinan, dan sebagainya. Perancang harus mempertimbangkan lonjakan ini dalam menentukan ukuran sistim, misalnya ukuran pipa. Tingkat konsumsi yang memperhitungkan faktor pengaman untuk menanggulangi lonjakan konsumsi ini disebut tingkat konsumsi Hari Maximum (Maximum Day concumption). Perancang harus menentukan besarnya tingkat konsumsi Hari Maximum yang sesuai untuk daerah sasaran. Ada sementara perancang yang menggunakan pedoman

tingkat konsumsi Hari Maximum, HM = 1,2 x rata-rata konsumsi per hari perseorangan

Dalam penggunaannya, tingkat konsumsi Hari Maximum, HM digunakan untuk menghitung pipa induk
Pipa induk (main line), disebut juga pipa transmisi (transmission line), atau pipa pengumpan (feeder line)
adalah cabang perpipaan dimana belum dilakukan pelayanan pada konsumen. Biasanya diameternya paling besar.

Konsumsi Jam Puncak, JP. Konsumsi pada waktu pagi dan sore hari berbeda dengan tingkat konsumsi pada siang dan malam hari. Sehingga secara praktis dapat disimpulkan bahwa kebutuhan selama 24 jam kenyataannya dikonsumsi hanya dalam waktu 12 jam, misalnya pukul 04:00-10:00 dan pukul 15:00-21:00. Berati, pipa harus dapat menampung lonjakan konsumsi, yang disebut konsumsi Jam Puncak, sebesar dua kali lipat:

Konsumsi Jam Puncak, JP = 2 x konsumsi Hari Maksimum
= 2 x 1,2 rata-rata konsumsi per hari perseorangan
= 2,4 rata-rata KPH perseorangan

Dalam penggunaannya, tingkat Konsumsi Jam Puncak, JP digunakan untuk menghitung pipa distribusi
Pipa distribusi (distribution line), disebut juga pipa pelayanan (service line) adalah cabang-cabang perpipaan dimana dilakukan pasokan air kepada konsumen.

Konsumsi industri rumah tangga. Dewasa ini dapat dijumpai industri-industri rumah tangga yang tumbuh dan berkembang di pelosok pedesaan, misalnya industri makanan dan minuman, ataupun proses-proses produksi lainnya. Ini semua memerlukan air bersih. Jika jumlahnya cukup bermakna, maka perancang sistim perpipaan juga harus memperhitungkan kebutuhan ini. Jumlah kebutuhan untuk industri, dll lazimnya dinyatakan dalam persentase (%) dari KPH rata-rata.

Kebocoran. Dalam suatu sistim perpipaan untuk masyarakat pedesaan selalu terjadi kebocoran-kebocoran. Kebocoran ini sebenarnya ada dua macam:

1. Kebocoran teknis, yaitu adanya ketidak sempurnaan atau kerusakan dalam instalasi perpipaan sehingga menyebabkan kebocoran air.
2. Kebocoran non teknis, yaitu kecerobohan dalam penggunaan air sehingga air terbuang percuma. Salah satu faktor yang membantu terjadinya kebocoran non teknis ini ialah jika sistim tarif perpipaan dikenakan secara rata-rata untuk seluruh konsumen, tanpa mempedulikan besarnya konsumsi tiap-tiap konsumen (sistim perpipaan tanpa meter-an). Jika konsumen dikenakan tarif berdasarkan meter-an, maka ada kecenderungan untuk penghematan.
Kebocoran memang terjadi, tetapi hal ini hendaknya diantisipasi oleh perancang, sehingga dapat diperhitungkan. Tujuannya ialah agar kebutuhan air masyarakat tetap dapat terpenuhi. Besarnya kebocoran lazimnya dinyatakan dalam persentase (%) dari KPH rata-rata.

Faktor pengaman lainnya. Dalam buku-buku hidrolika atau yang membahas teknologi penyediaan air, anda dapat menjumpai faktor pengaman lain, selain konsumsi hari maksimum atau konsumsi jam puncak. Angkanyapun berbeda-beda. Jika anda merancang sistim perpipaan pedesaan, gunakan angka-angka yang dirumuskan dan diberlakukan untuk negara-negara berkembang.

EKOLOGI MIKROBA

EKOLOGI MIKROBA

Ekologi mikroba adalah Ilmu yang mempelajari tentang timbal balik antara mikroba dan lingkungan hidupnya.
Satuan dasar ekologi adalah ekosistem. Sistem ini mencapai komponen-komponen biotik maupun abiotik. Komponen biotik adalah masyarakat kehidupan organisme atau biozonose. Komponen abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia.
Ekosistem dalam ekologi mikroba dapat berupa system mikro dan system makro. Secara umum setiap system memiliki ciri-ciri yaitu adanya dinamika populasi, keanekaragaman, mekanisme adaptasi dan adanya hubungan antarorganisme yang ada di dalam system tersebut. Contohnya yaitu tanah sebagai suatu sistem, memiliki anggota komunitas yang tersusun dari berbagai populasi mikroba yaitu bakteri, Actinomycetes, virus, khamir dan protozoa. Macam dan jumlah mikroba tanah tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor jenis tumbuhan, pH, temperatur, curah hujan, macam tanah dan kelembaban tanah.
Menurut Winigradsky ada 2 kategori mikroorganisme yang ditemukan dalam ekosistem mikroorganisme otokhton dan alokhton. Mikroorganisme otokhton asli ada atau selalu ada dalam ekosistem tertentu. Bakteri otokhton selalu dapat ditemukan dalam tanah, tidak tergantung apakah zat makanan tertentu dipasok dari luar atau tidak. Keberadaannya didasarkan atas penambahan zat-zat makanan yang sedikit banyak tetap yang khas untuk ekosistemnya. Dengan mikroorganisme alokhton atau zimogen dimaksudkan mikroorganisme yang keberadaannya tergantung dari peningkatan kadar zat makanan yang kadang-kadang terjadi atau dari adanya zat-zat makanan tertentu. Bakteri-bakteri ini boleh dikatakan asing di dalam ekosistem, dan terdapat hanya untuk sementara waktu atau bertahan dalam bentuk stadium istirahat.
Habitat ekologi adalah tempat atau lokasi yang pada keadaan normal dihuni oleh organisme tertentu (individu atau populasi). Di dalam ekosistem tertentu suatu mikroorganisme pada umunya hanya mempunyai satu habitat. Tetapi suatu mikroorganisme dapat mempunyai beberapa habitat, masing-masing habitat di dalam ekosistem yang berlainan. Sebagai contoh Rhizobium tumbuh baik di dalam tanah maupun di dalam tumbuhan, bakteri metanogen mempunyai habitat di sedimen danau, dalam perut besar dan di dalam menara pembusukan sebuah instalasi pembersihan.
Komunitas mikroba merupakan hubungan timbal balik yang kompleks antara mikroba dengan lingkungannya, baik unsur hidup maupun unsur tak hidup. Contohnya yaitu Rhizobium. Rhizobium mendapatkan nitrogen dari tanah dan tanah menjadi subur.
Relung ekologi mikroba berlainan dengan habitat, relung ekologi ini tidak berhubungan dengan lokasi dalam ruangan, tetapi berhubungan dengan fungsi suatu organisme atau suatu populasi. Pada relung ini masing-masing jenis atau populasi memenuhi fungsi tertentu, yang ditentukan oleh kebutuhannya akan bahan makanan fisiologik, sifat-sifat kinetik, kemampuan biokimia, keistimewaan-keistimewaan structural dan toleransinya terhadap kondisi-kondisi lingkungan. Hal ini dapat diperjelas dengan contoh: di dala perut besar hanya bakteri-bakteri selulotik tertentu saja yang sanggup mempertahankan diri dan memecahkan selulosa, selulosa dipecahkan secara anaerob dan energi diperoleh dengan peragian. Lebih lanjut suhu dalam usus besar harus sedemikian sehingga keberadaan asam lemak, enzim, ammonium, gas, dan produk lain dapat ditoleransi. Akhirnya harus diusahakan ada pembuangan berlanjut dari produk-produk peragian, misalnya hydrogen. Untuk dapat berfungsi dalam ekosistem tertentu harus mempunyai kemampuan dan toleransi yang besar.
Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai
berikut:
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan mikroba untuk hidup. Namun, juga ada mikroba yang hanya
dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari
menentukan suhu.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam
pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan
manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain,
misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi
unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai
pelarut dan pelapuk.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda
menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga
menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan.
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat
tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi
fisik dan kimia yang berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam
penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda
pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan
distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup
pada garis lintang tertentu saja. Dilihat dari luasnya, maka ekosistem mikroorganisme amat berbeda-beda. Misalnya suatu ekosistem dapat mencakup sebuah kolam, sebuah danau atau daerah akar tumbuhan. Dalam hubungan dengan ekosistem, juga kerap digunakan pengertian lingkungan. Lingkungan menyangkut hubungan-hubungan organisme tertentu (populasi tertentu) dengan komponen-komponen biotik dan abiotik ekosistem sekitarnya.

Rabu, 14 Maret 2012

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD dan ART)

IKATAN KELUARGA MAHASISWA (IKM)
AKADEMI KESEHATAN LINGKUNGAN
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
di JL. MAWAR No. 2771 PALEMBANG








ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
(AD dan ART)





BERKEDUDUKAN DI :
KECAMATAN :  ILIR TIMUR 1
KOTAMADYA : PALEMBANG
IKATAN KELUARGA MAHASISWA
AKADEMI KESEHATAN LINGKUNGAN
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
 

--------------------------------- Yang Bertanda Tangan dibawah ini : -----------------------------

1.      Nama               : Kamsul, SST, M.Kes
Pekerjaan         : PNS Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
Jabatan             : Direktur Akademi Kesehatan Lingkungan Pemda Sumatera Selatan

2.      Nama               : Syafrida, SKM, M.Kes
Pekerjaan         : PNS Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
Jabatan             : Koor.Bid. Kemahasiswaan Akademi Kesehatan Lingkungan Pemda Sumatera Selatan

Berdasarkan hasil pemilihan Ketua/Wakil Ketua IKM yang diselenggarakan pada hari Senin tanggal 3 Oktober 2011 menunjuk kepengurusan Ikatan Keluarga Mahasiswa Akademi Kesehatan Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk periode 2011-2012 dengan susunan sebagai berikut :

1.      Ketua                                            : Dara Veranika
2.      Wakil Ketua                                  : Endi Yusirman
3.      Sekretaris 1                                   : Apriliana Umi Lestari
Sekretaris 2                                   : Rika Oktaliza
4.      Bendahara 1                                  : Nyayu Jamila
Bendahara 2                                  : Yatri Luwanda
5.      Seksi Humas
Koordinator                                  : M. Imam Hidayat
a.       Bidang Media                         : Aka Saprulliansyah
Anggota                                  : 1) Nur Rahmawati
                    2) Andini Anggun Pratiwi
                                                 3) Rendi Tanjung

b.      Bidang Informatika                   : Ade Kusnaini
Anggota                                   : 1) Diran Saputra
                                                  2) Debby Febrian
                                                  3) Rio Wijaya                                                                                                                                                          
    c.    Bidang Sosial
                      Kemasyarakatan                          : Putri Tiara
                      Anggota                                       : 1) Zheren Hardellah
                                                                            2) Desi Marlinda
                                                                            3) Ryan Aditya Nugraha
                                                                            4) Ironal Gari Sandi
6. Seksi Kerohanian
          Koordinator                                : Bobby Agusrianto
a.   Bidang PHBI                            : Yuli Kartika
 Anggota                                   : 1) Redy Feriansyah
         2) Atiiqa Purnama Sari
         3) Zumrotu Atiyah
           b.   Bidang Pengajian dan
                      Pengkajian Al-Qur’an                  : Mery Juniarti
                      Anggota                                       : 1) Dwi Kurniawan
                                                                            2) Oktaryansyah
                                                                            3) Rahayu Safitri
          c.    Bidang Forum Diskusi
                      Agama                                           : Lutfi Sulisti
                       Anggota                                        : 1) Devri Tri Saputra                                                                                                           
                                                                              2) Tri Satria


7.      Seksi Pendidikan                               : Gita Pati Humairoh
Anggota                                             : 1) Martina Lovalita
                                                      2) Nyayu Intan Purnama Sari
                                                      3) Alfi Vasha Fate

     8.   Seksi Ilmiah dan SDM                              : Iin Hardianti
                 Anggota                                              : 1) Martina
                                                                              2) Siti Nur Azizah
                                                                              3) Muthia Felyanti
     9.   Seksi Bela Negara dan
           Kedisiplinan                                              : Tri Oktaviandi
                 Anggota                                              : 1) Fadli Rahmatebi
                                                                              2) Jefri Rendika Putra
                                                                              3) Waisal Kurnia
                                                                              4) Vera Sulistianingsih

     10.   Seksi Kewirausahaan                              : Anggun Tia Dwi Pratiwi
                 Anggota                                              : 1) Ayu Asmaniar
                                                                              2) Ira Widia Safitri
                                                                              3) Fitri Anggraini
     11. Seksi Olahraga     
           Koordinator                                              : Ratih Septasari
   Ketua                                                : Intan Sakinah
 Anggota                                         : 1) M.Rido Setiawan
                                                         2) Nesia Novita Anmunanda
                                                         3) Septian Aditia

      12.  Seksi Kesenian                                       : Martua Pandapotan
                 Anggota                                              : 1) Inne Pricilia Biovinca
                                                                              2) Purwasih
                                                                              3) Donna Ria Paramitha

     13. Seksi Kebersihan, Kenyamanan, dan Keamanan
         Koordinator                                                : Mega Anggayani
        Anggota                                                       : 1) Mona Sherti Agusti
                                                                              2) Hertika Riani
                                                                              3) Lilik Riski Pratama
     14. Perwakilan Kelas                         
           Tingkat I.A                                               : M. Mustaqim
           Tingkat I.B                                                : Joni Eko Saputra
           Tingkat II.A                                              : Dian Atika Sari
           Tingkat II.B                                              : Regita Nimas Yuniar
           Tingkat III.A                                             : Donni Septiandi
           Tingkat III.B                                             : Rahmawati


Mengetahui,
Bagian Kemahasiswaan


Syafrida, SKM, M.Kes
NIP. 19710613 199503 2 001
Palembang,      Oktober  2011

Ketua IKM


Dara Veranika
Nim. 20490

Menyetujui,
Direktur AKL Pemda Sum-Sel




Kamsul, SST, M.Kes
NIP. 19640202 198403 1001



Dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART) sebagai berikut :
BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
1.      Organisasi ini bernama Ikatan Keluarga Mahasiswa Akademi Kesehatan Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
2.      Organisasi ini berkedudukan di Jl. Mawar No. 2711 Gedung Kampus Akademi Kesehatan Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
3.      Organisasi ini dapat membuka cabang di luar kampus Akademi Kesehatan Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Palembang atas persetujuan, rapat anggota dan keputusan Direktur Akademi Kesehatan Lingkungan dengan nama Ikatan Keluarga Alumni Akademi Kesehatan Lingkungan.

BAB II
LANDASAN, ASAS DAN PRINSIP
Pasal 2
Organisasi ini berlandaskan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945 serta berdasarkan kekeluargaan.
Pasal 3
Organisasi ini melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip – prinsip organisasi kemahasiswaan.
1.      Keanggotaan bersifat wajib dan tertutup.
2.      Pengurusan dilakukan secara demokratis.
3.      Keputusan hasil rapat atau musyawarah dilakukan secara adil sesuai aspirasi dan pengurus.
4.      Pelaksanaan kegiatan organisasi bersumber dari iuran anggota dan sumbangan pihak lain / donatur.
5.      Bersifat mandiri namun terikat pada aturan yang berlaku di Akademi Kesehatan Lingkungan Pemda Sumatera Selatan.
6.      Melaksanakan kegiatan kemahasiswaan didalam dan diluar kampus.
7.      Melakukan kerjasama antar organisasi mahasiswa di seluruh Indonesia.

BAB III
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 4
Tujuan dan usaha didirikan organisasi ini adalah untuk :
1.      Meningkatkan ikatan kekeluargaan dan potensi anggota pada umumnya.
2.      Menjadi gerakan pemberdayaaan mahasiswa dalam membangun kompetensi keilmuan, dan kreatifitas serta kemandirian didalam dan diluar kampus.

Pasal 5
A.    Untuk mencapai tujuan sebagaimana yang dimaksud pasal 4, maka organisasi menyelenggarakan kegiatan sebagai berikut :
1.      Sekretaris
a.       Sekretaris 1
1)      Membuat laporan kegiatan dan membukukannya serta dilaporkan setiap bulan.
2)      Membuat proposal kegiatan yang akan dilaksanakan IKM.
3)      Melakukan absensi tiap rapat yang diadakan.
b.      Sekretaris 2
1)      Membuat dan melakukan pembukuan mengenai surat keluar dan surat masuk.
2)      Laporan hasil kegiatan per seksi dan sek. Bid yang diserahkan per akhir bulan.
3)      Membuat notulen( Catatan ) tiap kali dilakukan rapat.
2.      Bendahara
a.       Bendahara 1
1)      Merekap Iuran IKM setiap bulan dari bendahara 2.
2)      Merekap pembukuan keuangan IKM setiap bulannya, melaporkan keuangan pada akhir bulan serta laporan akhir tahun.
b.      Bendahara 2
1)      Mengkoordinir iuran IKM  setiap bulan dari tiap – tiap kelas.
2)      Melaporkan iuran IKM setiap bulan kepada bendahara 1.
3.      Seksi Humas
a.       Mengkoordinir kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan pihak luar.
b.      Melakukan promosi AKL melalui berbagai kegiatan promosi, melalui media informasi, ataupun promosi langsung ( dan juga promosi mengenai hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan ).
c.       Membentuk suatu ikatan silahturahmi yang baik dengan melalui kegiatan  sosial kemasyarakatan.
d.      Mendokumentasikan kegiatan – kegiatan dalam bentuk tulisan nyata ( melalui majalah tahunan / blog AKL ).
e.       Melakukan pengoptimalan penyuluhan terhadap program – program atau ketentuan bagi mahasiswa ( disiplin penampilan dan kegiatan lain dari Seksi dan Sek. Bid lain ).
f.       Mengkoordinir rapat IKM rutin dan tidak rutin.
g.      Membantu dan bekerjasama dengan seksi dan Sek. Bid lain dalam kegiatan Proker bersama.
h.      Melaporkan hasil kegiatan IKM.

1)      Bidang Media
a)      Mewujudkan program majalah tahunan ( yang berisikan kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa / i AKL baik bersumber dengan mahasiswa / i dan juga dari Seksi atau Sek. Bid lain ).
b)      Mendokumentasikan semua kegiatan yang diadakan.
c)      Dapat bekerjasama dengan Seksi dan Sek. Bid yang lain.
2)      Bidang Informatika
a)      Mewujudkan pembentukan website atau blog AKL untuk mendokumentasikan semua kegiatan dan dapat sebagai langkah promosi.
b)      Melakukan promosi AKL melalui jejaring sosial.
c)      Membentuk group AKL dan group Alumni AKL melalui jejaring sosial.
d)     Mencari rekan dari luar yang bias diajak bekerjasama
3)      Bidang Sosial Kemasyarakatan
a)      Kunjungan kepanti asuhan dalam rangka sosial.
b)      Melakukan penyuluhan di daerah sekitar panti asuhan tersebut sekitar 1x dalam 1 bulan.
c)      Kegiatan jalan sehat bersama dalam bentuk penggalangan dana.
d)     Kunjungan atau pun sumbangan terhadap musibah yang ada dari dalam dan di luar kampus.
4.      Seksi Kerohanian
a.       Mengkoordinir kegiatan – kegiatan di Sek. Bid kerohanian.
b.      Mengoptimalkan kegiatan yang ada ( seperti jalannya pengajian dan kegiatan kebaktian setiap Jum’at ).
c.       Memperingati dan menyerahkan hari besar agama.
d.      Membuka forum diskusi agama.
e.       Mengadakan suatu kegiatan menarik dalam kegiatan – kegiatan kerohanian.
f.       Bekerjasama dengan seksi dan sek bid lainnya ( khususnya pada sek bid bakti sosial mengenai kegiatan sosial bersama ).

1)      Bidang Kerohanian Islam
a)      Melaksanakan pengajian tiap jum’at dengan anggota pengisi pengajian dari masing – masing kelas yang sehari sebelumnya telah melaksanakan pelatihan atau telah diinformaiskan.
b)      Membentuk suatu forum tilawah Al – Qur’an baik itu sesudah kuliah atau pun sesudah melakukan shalat dzuhur bersama.
c)      Mengadakan Peringatan Hari Besar Islam.
d)     Membentuk forum diskusi bersama atau pengkajian mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan islam.
e)      Mengkoordinir bendahara rohis untuk melakukan pembukuan uang infag setiap minggu, sehari atau dua hari setelah pengajian dan melaporkannya kepada bendahara IKM.


5.      Seksi Pendidikan
a.       Mengadakan seminar ilmiah maupun non ilmiah bagi umum, mahasiswa, dan pelajar.
b.      Mengkoordinir kegiatan seminar di luar kampus.
c.       Mengadakan lomba – lomba karya tulis atau lomba pendidikan lainnya.
6.      Seksi Ilmiah dan SDM
a.    Membuka forum atau klub bersama klub kecil yang membahas mengenai Kes. Ling dan bahasan lain yang sesuai serta klub bahasa inggris, klub daur ulang sampah.
b.    Membentuk pelatihan MC, dan juga pelatihan presentasi.
c.    Memperisapkan topik – topik untuk penyuluhan atau promosi.
d.   Mengadakan klub karya tulis ilmiah atau non ilmiah.
e.    Melakukan pelatihan penulisan karya tulis.
f.     Melakukan Penelitian – penelitian sederhana.
g.    Mengadakan lomba karya tulis.
h.    Menyalurkan hasil tulisan – tulisan ke dalam majalah dinding.
7.      Seksi Bidang Bela Negara dan Kedisiplinan
                            a.     Melakukan pelatihan terhadap petugas upacara.
                           b.     Menginformasikan giliran petugas upacara.
                            c.     Mengawasi jalannya upacara dan bertanggung jawab atas ketata upacaraan tersebut.
                           d.     Meningkatkan kedisiplinan melalui LTBB.
                            e.     Menjalin kerjasama dengan pihak luar yang berhubungan dengan peningkatan kualitas LTBB mahasiswa/I AKL

8.      Seksi Olahraga
a.    Membentuk kegiatan – kegiatan olahraga di AKL Pemda.
b.    Mengadakan pelatihan di beberapa cabang olahraga.
c.    Memperispkan kegiatan olahraga rutin setiap jum’at.
d.   Mengawasi dan bertanggung jawab atas jalannya kegiatan olahraga setiap jum’at.
9.      Seksi Kewirausahaan
                            a.     Membentuk koperasi mahasiswa
                           b.     Melalui seksi kewirausahaan , mahasiswa/I AKL dapat memperoleh atribut AKL, seragam AKL, jilbab bagi mahasiswi, dsb yang terkoodinir.
                            c.     Mengadakan bazaar untuk mahasiswa/I AKL
10.  Seksi Kesenian
a.    Membentuk kelompok – kelompok kesenian.
b.    Membentuk tim paduan sura khusus AKL.
c.    Membantu persiapan tim paduan suara upacara rutin.

11.  Seksi Kebersihan, Kenyamanan dan Keamanan
a.       Merencanakan, memeriksa dan memantau lokasi – lokasi yang akan dibersihkan pada hari kamis untuk jum’at bersih.
b.      Mengkoordinir kelas untuk membersihkan lokasi tersebut.
c.       Bertanggung jawab atas hasil jum’at bersih tersebut.
d.      Menjaga keamanan dan kenyamanan ruang kelas masing – masing.
e.       Mengkoordinir dan menginformasikan teman – teman mahasiswa/i yang membawa kendaraan mengenai tata tertib pengendara di AKL Pemda Sumatera selatan.

12.  Seksi Perwakilan Kelas
a.       Menginformasikan pemberitahuan yang berasal dari IKM.
b.      Memberitahukan keterangan akan informasi yang ada dari IKM.
c.       Membantu dan mengkoordinir iuran IKM setiap bulan.

Catatan dengan ketentuan sebagai berikut :
a.       Masing – masing seksi melaporkan hasil kegiatan setiap bulan kepada IKM pada awal bulan.
b.      Masing – masing Sek. Bid melaporkan hasil kegiatan setiap bulan kepada koordinator seksi masing – masing.
c.       Seksi dan Sek Bid saling bekerjasama dengan baik dengan seksi dan sek bid yang lain.

B.     Organisasi dapat membuka cabang atau perwakilan diluar wilayah kampus Akademi Kesehatan Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dengan nama Ikatan Keluarga Mahasiswa, pembukaan cabang atau perwakilan harus mendapat persetujuan rapat anggota.
C.     Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimana dimaksud dalam butir (A) dan butir (B) organisasi dapat melakukan kerjasama dengan organisasi mahasiswa dan instansi lainnya, baik didalam maupun diluar wilayah kampus Akademi Kesehatan Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
D.    Organisasi harus menyusun rencana kerja jangka panjang ( Tahunan ) dan rencana jangka pendek ( Bulanan ) dan disahkan oleh Rapat pengurus Koordinator Bid. Kemahasiswaan serta pertujuan Direktur Akademi Kesehatan Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
















ANGGARAN RUMAH TANGGA
TAHUN KERJA 2010 – 2011
IKATAN KELUARGA MAHASIWA
AKADEMI KESEHATAN LINGKUNGAN
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN.

BAB I
UMUM
Pasal 1
Nama, Tempat Kedudukan dan wilayah Keanggotaan
              Organisasi ini bernama Ikatan Keluarga Mahasiswa (IKM) Akademi Kesehatan Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, berkedudukan di Lingkungan Kampus Akademi Kesehatan Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan meliput keanggotaan di lingkungan kampus Akademi Kesehatan Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

Pasal 2
Peralatan Organisasi dan Administrasi
1.         Ikatan Keluarga Mahasiswa membuka ruang sekretariat pada hari kuliah dengan jam kuliah sesuai dengan yang telah ditetapkan.
2.         Ikatan Keluarga Mahasiswa menggunakan stempel khusus yang ditentukan secara khusus sesuai dengan peraturan yang berlaku.

BAB II
PENDANAAN
Pasal 3
Iuran Wajib
1.      Iuran wajib besarnya Rp. 3.000 ( Tiga Ribu Rupiah )
2.      Iuran wajib disetorkan setiap bulan oleh setiap anggota.
3.      Anggota yang belum membayar iuran wajib selama 3 bulan berturut – turut akan mendapatkan peringatan secara tertulis.
4.      Bagi anggota yang telah diperingati secara tertulis, namun juga belum membayar iuran wajib 1 semester di kenakan sanksi berupa ketidakikutsertaan pada ujian akhir semester.

Pasal 4
Sumbangan Sukarela
1.      Sumbangan sukarela disetorkan berdasarkan himbauan Ketua IKM.
2.      Sumbangan sukarela digunakan untuk santunan duka cita anggota / keluarga.
3.      Sumbangan berkali – kali dalam satu tahun sesuai dengan banyaknya santunan yang dibutuhkan.
4.      Pelaksanaan penarikan sumbangan sukarela dilakukan oleh masing – masing perwaklian kelas setelah diperintahkan oleh Ketua IKM.

Pasal 5
Sanksi
Apabila anggota, pengurusan melanggar ketentuan anggaran dasar / anggaran rumah tangga dan peraturan lainnya yang berlaku di organisasi dikenakan sanksi oleh rapat anggota berupa :
1.      Peringatan lisan
2.      Peringatan tertulis
3.      Penundaan Izin UAS
4.      Diberhentikan sebagai pengurus IKM.