^_^

Pages

Kamis, 14 April 2011

Sang Juara


             Suatu ketika. ada seorang anak yang sedang mengikuti lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu. Sebab saat itu adalah babak final mereka. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan rnereka mernamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya.

            Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa. namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya. rnobil Mark lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyaksikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.


            Yah, memang. mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip diatasnya. tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua. sebab.mobil itu buatan tangannya sendiri.

            Tibalah saat yang dinantikan Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap A mobil, dengan 4 "pembalap" kecilnya.Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.

            Namun. sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. la tarnpak berkomat kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam. dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu. semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!"

            Dor. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat. mereka mulai mendorong rnobilnya kuat kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak sorai, bersernangat, rnenjagokan mobilnya masing masing. "Ayo..ayo...cepat. .cepat, maju..maju". begitu teriak mereka. Ahha...sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Mark lah pemenangnya. Ya, semuanya senang. begitu juga Mark, la berucap, dan berkomat-kamit lagi dalarn hati. "Terima kasih."

            Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. "Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?". Mark terdiam. "Bukan, Pak. bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark.
la lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongmu mengalahkan orang lain. "Aku. hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.
DITULIS OLEH ANURACHMAN DI/PADA MEI 27, 2009